4 my nation

4 my nation

Sabtu, 17 Desember 2011

HISTORIOGRAFI AWAL KRISTEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah adalah perjuangan identitas, inilah makna dari sejarah yang tepat bagi para sejarawan Kristen di Kerajaan Romawi pada masa awal Kristen mulai bangkit. Ketika masyarakat beserta penguasa sebagian besar masih menganut paganisme dan umat Kristen pada saat itu merupakan minoritas, tetapi perjuangan para sejarawan Kristen saat itu yang telah menyusun naskah-naskah dan buku-buku layak diberi apresiasi. Lagipula apa yang dilakukan oleh para misionaris kuno tersebut tidak sia-sia, dengan penetapan agama Kristen sebagai agama negara pada masa Kaisar Konstatinus sebagai penguasa pada masa itu. (http://cak-faris.blogspot.com/2009/07/historiografi-kristen-pada-masa-awal.html). Ketika berbicara mengenai Sejarah Kristen di masa awal, bukan hanya pertarungan identitas saja yang menjadi fokus penulisan, tetapi juga pengakuan akan kebenaran agama mereka. Hal ini tercakup pada naskah injil yang ditulis oleh para sahabat dan murid Yesus sendiri. Dalam naskah-naskah tersebut lebih bersifat kronik berisi pengalaman-pengalaman mereka bersama Yesus. Salah satunya adalah Injil Yudas, yang ditemukan sekitar tahun 1970-an. Injil Yudas ini berisi mengenai sifat-sifat pribadi Yudas dalam ketaatannya pada Yesus. Naskah kuno seperti inilah yang menjadi historiografi-historiografi kristen awal. Sehingga dapat dikatakan bahwa tulisan-tulisan sejarah yang ditulis oleh beberapa murid dan sahabat Yesus merupakan sumber primer mengenai sejarah Kristen di masa awal. Tulisan-tulisan tersebut juga bersifat sebagai kitab suci yang digunakan sebagai alat dakwah bagi penyebaran agam Kristen di dunia. Injil-injil pada masa awal kelahiran kristen inilah yang menjadi pegangan pokok bagi para misionaris. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba menjelaskan mengenai Historiografi pada masa awal perkembangan agama Kristen serta penulisan yang menghasilkan karya pada masa tersebut dengan Judul “Historiografi Awal Kristen”. 1.2. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan penulisan sejarah pada masa awal Kristen 2. Siapa tokoh-tokoh penulis dan hasil karyanya pada masa awal Kristen 3. Bagaimana akhir penulisan pada masa awal Kristen 1.3. Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah menjelaskan substansi sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan perkembangan historiografi pada masa awal Kristen 2. Memaparkan penulis-penulis dan hasil karyanya pada awal Kristen 3. Mendeskripsikan akhir penulisan pada masa awal Kristen 1.4. Metode Pemecahan Masalah Metode penulisan yang digunakan dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini yaitu menggunakan metode studi literatur dengan mengumpulkan berbagai sumber (sumber buku dan internet) yang berkaitan dengan tema “Perkembangan Historiografi Pada Masa Awal Kristen” . 1.5. Sistematika Penulisan Bab I : dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan makalah, metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini, dan sistematika penulisan. Bab II : dalam bab ini merupakan bab isi pembahasan masalah berisi mengenai perkembangan awal historiografi, penulis-penulis dan karyanya, dan akhir masa penulisan masa awal Kristen. Bab III : dalam bab ini merupakan bab penutupan berisi kesimpulan dari pembahasan. BAB II HISTORIOGRAFI AWAL KRISTEN 2.1. Perkembangan Awal Historiografi Awal Kristen Agama Kristen pada awal perkembangannya telah menyebabkan terjadinya perubahan besar terhadap penulisan sejarah. Namun seiring dengan perubahan itu, karya-karya para sejarawan Yunani dan Romawi pada umumnya diabaikan karena dianggap sebagai hasil dari pemikiran “orang-orang belum beragama” (pagan). Sikap pemikiran sempit itu tentu saja memusuhi setiap pencapaian dari kebudayaan “pagan” ini, tetapi penafsiran mereka dicondongkan sedemikian rupa untuk membuat agama Kristen bisa disukai.(Grawronski, 1969: 69-70). Semangat anti-pagan dan perjuangan penyebaran agama Kristen mendasari dibuatnya karya-karya historiografis oleh tokoh-tokoh agama Kristen saat itu. Salah satunya yang cukup kelihatan dalam memperjuangkan agama Kristen dalam kancah politik perkotaan kota Roma adalah karya Agustinus yang berjudul De Civitate Dei (City of God). City of God dibuat oleh Agustinus sebagai jawaban atas serangan-serangan kaum pagan yang menyalahkan kekristenan sebagai penyebab keruntuhan Kerajaan Romawi, karena pada saat itu Kota Roma sedang dikuasai oleh kaum Visigoth yang mengakibatkan Kerajaan Romawi terkoyak-koyak akibat serangan Visigoth tersebut (Collins, Michael, 2006: 68-71). (http://cak-faris.blogspot.com/2009/07/historiografi-kristen-pada-masa-awal.html). 2.2. Penulis-penulis Awal Kristen a. Eusebius Pamphilus (260 – 340) Gambar 2.1. Eusebius Pamphilus Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Eusebius_dari_Kaisaria Eusebius merupakan Uskup dari Caesaria (Kaisaria), sering disebut juga Eusebius Pamfili, "Eusebius sahabat Pamfilus dari Kaisaria", adalah seorang Uskup di Kaisaria, Palestina. Ia sering disebut sebagai seorang Bapak Sejarah Gereja karena karyanya dalam mencatat sejarah Gereja Kristen awal. (http://id.wikipedia.org/wiki/Eusebius_dari_Kaisaria). Eusbius mulai menulis sebelum tahun 303 M. Karyanya ialah Chronicle merupakan dasar untuk memberikan latar belakang sejarah dan kronologis bagi buku yang disampaikan yaitu Ecclesiastical History (sejarah gereja) mengenai kehidupan dan karya dari para gerejawan terkemuka. Gambar 2.2. Ecclesiastical History yang ditulis ulang Sumber : http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Ecclesiastical_History_of_Eusebius_Pamphilus,_1842 , http://www.kosovo.net/book2.gif , dan http://www.catholica.com.au/misc/bookimages/EcclesiasticalHistoryEusebius_210x310.jpg. Chronicle dibagi atas dua bagian yaitu Chronographia dan Chronological Canons. Chronographia adalah rangkuman dari sistem penanggalan klasik (pagan), penanggalan Yahudi, dan singkatan dari sejarah umum dari berbagai negara yang berasal dari penulis-penulis sejarah sebelumnya (tentang Khaldes, Yahudi, Mesir,Yunani, dan Romawi). Chronological Canons merupakan hasilbuah pikiran dari Eusebius. Peristiwa-peristiwa dalam sejarah dibagi atas dua kategori yaitu sakral (Yahudi-Kristen) dan profan (pagan: Yunani dan Romawi) yang disinkronkan dalam dua kolom paralel. Peristiwa-peristiwa dalam sejarah sakral ditempatkan pada kolom kiri penanggalan, sedangkan peristiwa-peristiwa sejarah profan di kolom kanan. Sebuah kronologis singkat injil dimulai sejak Penciptaan (Creation), tetapi kronologi perbandingan yang rinci baru dimulai dari penanggalan kelahiran Abraham (Ibrahim) (2016 SM). sejak saat itu, sejarah kronologis dibagi menjadi atas lima zaman yaitu 1. Abraham sampai perebutan kota Troya 2. Perebutan kota Troya sampai Olimpiade pertama 3. Olimpiade pertema sampai pemerintahan tahun kedua dari Darius 4. Pemerintahan kedua dari Darius dampai kematian Kristus 5. Kematian Kristus sampai tahun keduapuluh pemerintahan Kaisar Konstantin. Eusebius menulis dalam bahasa Yunani sedangkan pada waktu itu hanya sedikit sarjana yang dapat menggunakan bahasa itu di Empirium Romawi Barat yang beragama Kristen. Oleh ebab itu karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh pendeta terpelajar, St. Jerome.(Barnes, 1963: 46-47). b. St. Jerome (340 – 420) Gambar 2.3. St. Jerome Sumber : http://blog.theologika.net/2008/09/30/saint-of-the-day-st-jerome-september-30/. St. Jerome lahir di Aquilea, Dalmati. Jerome dididik di Roma. Dia tertarik dalam belajar segala hal, tetapi terutama tertarik pada puisi klasik. Suatu malam dalam mimpi ia diperintahkan untuk mengabdikan dirinya kepada Injil. Setelah kebangkitan, Jerome memutuskan untuk mengabdikan hidupnya untuk mempelajari firman Tuhan. Seperti banyak orang sezamannya, Jerome memutuskan untuk menjadi pertapa. Dia mundur ke padang gurun untuk menjalani kehidupan yang keras, meskipun ia tidak mengambil buku-bukunya dengan dia. Alih-alih Latin ia belajar bahasa Ibrani, dan ia mengabdikan dirinya untuk menulis. Dia tinggal di antara pertapa lain, yang berhasil masuk di bawah kulitnya. Setelah empat tahun, kecewa oleh pengalaman, dia keluar dari pertapaannya, mengatakan, "Lebih baik hidup di antara binatang buas daripada di antara orang-orang Kristen seperti itu!" (http://www.netplaces.com/saints/literary-saints/st-jerome-c-340420.htm). Pada tahun 379, St. Jerome menerjemahkan Chronicle ke dalam bahasa Latin dari Eusebius dengan revisi dan tambahan tertentu. Chronograpia diterjemahkan tanpa perubahan-perubahan penting. Agar dapat digunkan di negara Barat, ia menambahkan fakta-fakta sejarah umum pada terjemahan Chronogical Canons, terutama berhubungan dengan sejarah dan sastra Romawi. Terjemahan Chronicle oleh Jerome ini menjadi dasar kronologi yang dipercayai di dunia Kristen Barat. (Barnes, 1963: 47). Karya Jerome sendiri ialah De Viris Illustribus (Ilustrious Men, orang-orang terkenal) yang ditulis di Bethlehem tahun 392. Ini merupakan koleksi formal pertama tentang biografi dari orang-orang Kristen terkemuka. Tulisannya ini merupakan sanggahan terhadap penulis-penulis “pagan” yang menyindir orang-orang Kristen tidak mempunyai bakat sastra, buta huruf dan masa bodoh. Jerome menyangkal dengan menunjukkan sejumlah tokoh-tokoh Kristen terkemuka dan berbakat. Model koleksi biografi dari Jerome ini kelak dicontohkan oleh penulis-penulis kemudian sehingga merupakan salah satu bentuk historiografi yaitu biografi sejarah. (Barnes, 1963: 53). Gambar 2.4. De Viris Illustribus Sumber : http://www.flickr.com/photos/58558794@N07/5512291737/ c. St.Augustinus (354 – 430) Gambar 2.5. St. Augustinus Sumber : http://sangsabda.files.wordpress.com/2010/01/250px-saint_augustine_by_philippe_de_champaigne.jpg St. Augustinus adalah penulis terbesar dari masa Kristen awal yang memberikan sumbangan penting bagi disiplin sejarah. St. Agustinus yang dilahirkan oleh pasangan Monika dengan Patrisius tanggal 13 November 354 di Afrika Utara, umur semenjak kecil sudah dididik agama oleh Monika yang saleh. Tetapi karena pengaruh lingkungan keluarganya yang masih kafir bibit iman itu tidak segera tumbuh seperti biji gandum tumbuh di semak berduri. Umur 18 tahun Agustinus mengambil langkah mencengangkan mata. Bukannya dia semakin dekat dengan Tuhan dan bertobat tetapi ia meninggalkan imannya dan memeluk ajaran Manikeisme yang sesat. Semakin menggelisahkan hati Monika, ibunya, di luar perkawinan yang sah, ia hidup dengan seorang wanita selama 12 tahun hingga melahirkan seorang anak, Deodatus.Permasalahan tersebut menimbulkan konflik dalam keluarga antaraAgustinus dengan Monika. Untuk menghindarkan konflik tersebut ia lari meninggalkan kampung halamannya untuk memperdalam ilmunya di Universitas Carthago dengan bantuan tetangganya yang kaya. (http://www.parokiparung.com). Tahun 383 ia pergi ke Roma lalu ke Milano, tempat tinggal Uskup Ambrosius. Tahun 386 SM ia mendapat karier yang bagus di kantor gubernur provinsi, banyak teman, tetapi menjalani hidup penuh dosa. Tahun 387 berkat bimbingan St Ambrosius dan doa Monika ibunya, ia dibabtis tahun 387. (http://joshevand.wordpress.com/2010/01/27/santo-agustinus-354-430/). St. Augustinus memiliki banyak keahlian dibeberapa disiplin ilmu diantaranya ahli teologi, filosof, pendeta, penyair, dan pemikir politik. Dalam karyanya yang terbesar berjudul De Civitate Dei ( The City Of God, Kota Tuhan) tidak seperti karya-karya para penulis “pagan” yang telah merasa puas dengan penafsiran siklus, ia menawarkn suatu tujuan (pandangan teologis) untuk sejarah. Tulisan ini merupakan sumbangan penting bagi filsafat sejarah. (Thompson, 1958: 136-137; Collins, Michael, 2006, 68-69). Gambar 2.6 De Civitate Dei ( The City Of God, Kota Tuhan) Sumber : http://smu.edu/bridwell_tools/specialcollections/schoeffer/06062.jpg dan http://smu.edu/bridwell_tools/specialcollections/schoeffer/06062detail.jpg The City of God menggambarkan proses sejarah sebagai pernyataan dari pergulatan antara kekuatan Baik dan Jahat, antara “City of God” dari masyarakat yang percaya kepada Tuhan Hebrew dan Kristen, melawan “City of Satan” dari masyarakat pagan dan non-Kristen lain yang berakhir dengan kemenangan yang pertama (Barnes, 1963: 43). Sejarawan-sejarawan Kristen telah merumuskan pertama kali filsafat sejarah yang sesungguhnya. Juga penulis-penulis Kristen awal mencoba menegakkan suatu warisan yang dapat bertahan lama untuk kepercayaan mereka dalam usaha untuk menarik orang-orang ke dalam agama mereka. Ini mereka dapat lakukan dengan menggunakan Perjanjian Lama sebagai sebuah dokuman sejarah. Tetapi untuk menunjukkan kelanjutan antara pikiran Hebrew dengan Kristen, mereka merasakan perlu untuk mengembangkan kronologi dari masa lalu. Jadi itu sebabnya Cronicle dari Jerome, sebuah terjemahan dan penguatan dari karya Eusebius, menjadi dasar bagi perhitungan kronologis dalam dunia Barat dan menjadi dasar dari suatu sistem yang berlangsung sampai masa modern. 2.3. Perkembangan Akhir Historiografi Awal Kristen Dapat terlihat jelas bahwa historiografi pada masa itu merupakan persaingan antara kelompok Kristen dengan Pagan. Kaum Kristen menghendaki adanya pengakuan status mereka sebagai warga Roma dan berjuang untuk penyebaran agama Kristen, sementara kaum pagan menolak hadirnya agama baru tersebut dan selalu mengkambinghitamkan agama Kristen dalam proses kemunduran Kerajaan Romawi (Hardawiryana, 2003: 54). Dari peristiwa-peristiwa yang berlangsung pada masa itu, terutama yang berkaitan dengan pertempuran antara paganisme dengan kristen, dapat terlihat bahwasanya Thedassius dalam mengeluarkan dekrit untuk membentuk agama Kristen sebagai agama negara, dan juga Konstantin I yang menjadi seorang raja Kristen pertama dan menetapkan sejumlah regulasi baru mengenai Kristen adalah hal yang mungkin dipaksakan untuk menciptakan kedamaian di negeri itu. Roma yang diambang perpecahan antara Kristen dan pagan tentunya membuat Konstantin harus berpikir keras mengenai solusi tepat bagi keduanya. Akibat inilah teori sejarawan modern mengenai penggabungan agama Kristen dan pagan yang dicetuskan pada Konsili Nicea muncul. Dengan jatuhnya peradaban Romawi di Barat tahun 476 M, aliran pertama terkemuka historiografi Eropa muncul. Zaman Abad Pertengahan mulai dan Eropa mulai berevolusi. (Gawronski, 1969: 69-71). BAB III KESIMPULAN Sejarawan Kristen awal mencoba untuk merumuskan filsafat sejarah yang sesungguhnya dengan melakukan perbandingan dan bahkan anti “pagan”. Semangat anti-pagan dan perjuangan penyebaran agama Kristen mendasari dibuatnya karya-karya historiografis oleh tokoh-tokoh agama. Masyarakat pagan merupakan masyarakat yang dianggap oleh masyarakat Kristen sebagai aliran sesat atau pemuja setan. Eusebius, St. Jerome, dan St. Augustinus merupakan penulis-penulis yang menghasilkan karya sebagai karakteristik historiografi pada masa tersebut, dimana agama sebagai orientasi penulisan sejarah. Kristen saat itu mempengaruhi dan menarik orang-orang ke dalam agama mereka dengan menggunakan Kitab Suci Perjanjian Lama sebagai dokumen sejarah. Jatuhnya peradaban Romawi di Barat tahun 476 M, aliran pertama terkemuka historiografi Eropa muncul. Zaman Abad Pertengahan mulai dan Eropa mulai berevolusi. DAFTAR PUSTAKA Barnes, Harry Elmer. (1963). A History of Historical Writing, New York: Dover Publications, Inc. Collins, Michael. (2006). The Story of Christianity, Terjemahan, Yogyakarta: Kanisius. Evander, George. (2010). Santo Agustinus (354-430). [Online]. Tersedia: http://joshevand.wordpress.com/2010/01/27/santo-agustinus-354-430/. [14 September 2011]. Faris. (2009). Historiografi Kristen Pada Masa Awal: Sebuah Perjuangan Identitas. [Online]. Tersedia: http://cak-faris.blogspot.com/2009/07/historiografi-kristen-pada-masa-awal.html. [13 September 2011]. Gawronski, Donald V. (1969). History: Meaning and Method. Glenview, Illnois: Scott, Foresman and Company. Hardawiryana, R. (203). Dokumen Konsili Vatikan II. Terjemahan, Jakarta: Obor. Sjamsuddin, Helius. (2011). Perkembangan Historiografi. Draft Bahan Kuliah Program Pendidikan Sejarah S2 Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan. Stanford Encyclopedia of Philosophy. Saint Augustine. [Online]. Tersedia: http://plato.stanford.edu/entries/augustine/. [14 September 2011]. Tompson, James Westfall. (1958). A History of Historical Writting, 2 Jilid. New York: The Macmillan. Wikipedia. (2010). Eusebius of Caesarea. [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Eusebius_of_Caesarea. [14 September 2011].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar