4 my nation
Kamis, 27 Oktober 2011
Makalah: Sistem Budaya Masyarakat Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kabudayaan dapat dikatakan bersifat adaptif, karena kebudayaan itu sendiri melengkapi manusia dengan cara penyesuaian diri pada kebutuhan-kebutuhan fisiologis dan penyesuain diri dengan lingkungan, baik yang bersifat fisik geografis maupun lingkungan sosial tempat hidupnya. Kegiatan tersebut mengisyaratkan bahwa kebudayaan selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan tertentu pada lingkungan masyarakat tertentu berdasar kebutuhannya. Dengan kata lain hubungan antara manusia dengan lingkungan dijembatani oleh kebudayaan yang dimilikinya. Di samping itu, kebudayaan merupakan hasil sarana untuk menyesuaikan diri pada lingkungan sosial, misalnya perubahan-perubahan ekonomi dan kesempatan dalam bidang sosial yang secara tidak langsung ataupun langsung merangsang munculnya tata kelakuan baru yang pada akhirnya pola-pola tersebut menjadi milik bersama dan terwujud dalam proses adaptasi dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.
Sukahaji terletak di wilayah Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat. Seperti daerah lainnya masyarakat Sukahaji mayoritas merupakan penduduk asli di sana dan mempunyai budaya yang dimiliki oleh mereka. Adanya perubahan-perubahan yang yang terjadi dapat dipengaruhi oleh aspek kehidupan masyarakatnya sendiri. Selain itu, cukup menarik jika kita mengkaji bagaimana kenyataan hubunga antara masyarakat dengan budaya yang saling beriringan.
Berdasarkan dasarkan permasalah di atas, kami mencoba menjelaskan bagaimana kehidupan budaya masyarakat Sukahaji. Adapun Judul yang akan diambil “Sistem Budaya Masyarakat Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang masyarakat Sukahaji?
2. Bagaimana tujuh unsur kebudayaan yang terdapat di Sukahaji?
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Menjelaskan bagaimana latar belakang masyarakat Sukahaji.
2. Menjelaskan tujuah unsur kebudayaan yang terdapat di Sukahaji.
1.4. Teknik Penulisan
Teknik yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu menggunakan studi literatur yakni mengkaji beberapa buku yang relevan dengan masalah yang sedang di kaji.
1.5. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
1.4. Teknik Penulisan
1.5. Sistematika Penulisan
Bab II Kebudayaan Masyarakat Sukahaji
2.1. Latar Belakang
2.2. Tujuh Unsur Kebudayaan Masyarakat Sukahaji
Kesimpulan
BAB II
KEBUDAYAAN MASYARAKAT
KECAMATAN SUKAHAJI
2.1. Latar Belakang
Terkadang berawal dari sebuah legenda kemudian dalam perkembangannya dianggap sebagai sejarah, misal Desa Sukahaji, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka. Yaitu desa yang diperkirakan berasal dari suatu wilayah pemerintahan setingkat kademangan yang berdiri pada masa transisi dari Hindu ke Islam antara tahun 1072 - 1572 yang disebut Negara Tanjung Melayu, beribukota di Sukahaji Girang.
Sebelum masa transisi Hindu-Islam, negara ini pernah pula mengalami masa transisi (Hindu-Budha), dengan tampuk pemerintahan (raja/pangeran), yaitu (1) Pangeran Sutawijaya di Koncangan; (2) Pangeran Mangkubumi di Batu Tumpeng; (3) Dedegjaya di Tatajuran; dan (4) Pangeran Reregjaya di Tajuran; serta (5) Pangeran Heulang Barang di Calados. Menurut cerita orang di Desa Sukahaji, telah ditemukan beberapa bukti sejarah berupa Batu Bale (balai desa), dan Batu Tumpeng (tempat pemujaan). Keduanya sebagai bagaian dari peninggalan sejarah penduduk yang saat itu sedang mengalami transisi perkembangan Hindu-Budha.
Sumber lain menceritakan, bahwa di tempat tersebut pada masa embah (pangeran) Sukawetan sebagai raja Hindu-Budha terakhir Negara Tanjung Melayu, telah datang ajaran Islam yang dibawa oleh Syekh Haji Abdullah keturunan dari Mekah yang diutus oleh Syekh Sayrif Hidayatullah (1552-1570) untuk menyebarkan ajaran Islam. Tetapi cerita tersebut sebenarnya perlu pengkajian mendalam, sebab terdapat alur berbeda-beda. Di antaranya ada pula yang memeperkirakan Haji Abdullah sebagai utusan dari mataram yang berada dalam pemerintahan Sultan Agung untuk menyerang Batavia yang dikuasai oleh VOC (1620-1629). Sebagai bukti bahwa ia dari kalangan Mataram, yaitu dengan diketemukannya pohon bambu kuning di Palabua.
Kehadiran Syekh yang berupaya menyebarkan ajaran Islam, ternyata mendapat perlawanan dari pangeran Sindang Entang (Sukawetan). Bukti pernah terjadi pertempuran, yaitu dengan adanya Sedekan di pinggir Sungan Cikeuruh, Mojok di sudut Desa Cikeusik, makam Cagedang bekas Masuk Bumi, dan Munjul (Desa Munjul sekarang), sehingga Pangeran Sindang Entang tidak kuat dan menyerah, yang akhirnya menyukai Syekh Haji Abdullah, bahkan Syekh dijadikan sebagai menantu Pangeran. Dari perasaan suka itulah Tanjung Melayu dinamakan Sukahaji. Tetapi, Pangeran merasa keberatan apabila ia diislamkan oleh Syekh , kecuali oleh Raja Cirebon, ia tidak ke Sukahaji tetapi ke Sukaraja sekarang, dan karena itulah tempat tersebut dikenal dengan nama Desa Sukaraja.
Ada beberapa makam yang dianggap sebagai leluhur Desa Sukahaji, yaitu Makam Embah Sukawetan di Cageudang dekat Gunung Embe di pinggir Sungai Cikeuruh, Makam Embah Haji Abdullah di tengah sawah jalan Tarikolot, Makam Embah Raksawadana di Krapyak Tarikolot, dan Makam Embah Pasirlangu, serta makam Embah Lebe Dalem di Lebe Dalem bawah Pasirlangu.
Setelah Haji Abdullah wafat, berturut-turut yang memerintah di Sukahaji bergelar kuwu atau kepala desa. Tetapi untuk menentukan kapan hari jadi Sukahaji belum dapat jawaban, apalagi baru bersumber dari suatu cerita rakyat (legenda). Ada beberapa pesan dari leluhur Sukahaji; (1) jangan merusak hutan rimba apabila ingin makmur; (2) jadilah orang yang takut kepada Allah SWT; dan (3) kudu cageur, bageur bener, pinter, sing angger madep ka gusti nu Maha Suci; serta Negara Tanjung Melayu sing panjang punjung Sukahaji sugih mukti.
2.2. Tujuh Unsur Kebudayaan Masyarakat Sukahaji
2.2.1. Sistem Organisasi
Ibukota Kecamatan Sukahaji adalah Desa Sukahaji yang terletak pada jarak 6 Km dari ibukota kabupaten. Luas daerah Kecamatan Sukahaji 56,49 Km2 atau sekitar 4,69% dari luas Kabupaten Majalengka.. Secara geografis, Kecamatan Sukahaji terletak pada ketinggian 125 m di atas permukaan laut, 108°12’ - 108°15’ Bujur Timur dan 6°48’ - 6°56’ Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
• Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Palasah dan Kecamatan Jatiwangi
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Maja dan Kecamatan Argapura.
• Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Cigasong.
• Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Rajagaluh.
Kecamatan Sukahaji dipimpin oleh seorang camat yang merupakan utusan dari Kabupaten. Atomi. S.Sos, yang sekarang menjadi camat disana merupakan camat yang ditugaskan oleh Kabupaten yang dikelapali oleh Seorang Bupati. Kecamatan Sukahaji terdiri dari 20 Kelurahan/Desa diantaranya :
1. Babakan Manjeti
2. Bayureja
3. Candrajaya
4. Cikalong
5. Cikeusik
6. Cikoneng
7. Ciomas
8. Garawastu
9. Gunung Kuning
10. Indrakila
11. Jayi
12. Nanggewer
13. Padahanten
14. Palabuan
15. Pasirayu
16. Salagedang
17. Sangkanhurip
18. Sindang
19. Sukahaji
20. Tanjungsari
Kelurahan/Desa dikepalai oleh Kepala Desa yang dipilih langsung oleh masyarakat setempat berdasarkan pemilihan yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Kepala Desa mengepalai Rurah yang merupakan kepala blok atau RW (Rukun Warga) dan mengepalai para Ketu RT.
Struktur Organisasi Kecamatan Sukahaji
Selain itu, ada beberapa organisasi masyarakat yang kegiatannya berada di tingkkat Kelurahan/Desa atau Blok yang masih terdapat pengawasan dari Kepala Kelurahan/Desa atau Blok yaitu, Karang Taruna, DKM, PKK dan lain lain. Karang Taruna mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjalankan struktur pemerintahan di Keluarah/Desa.
Adapun peranan Karang Taruna di Keluarah/Desa diantaranya:
1. Wadah aspirasi bagi masyarakat.
2. Penggerak kegiatan Keluarah/Desa yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
3. Tempat pembelajaran bagi masyarakat.
2.2.2. Sistem Teknologi
Salah satu bagian dari kebudayan manusia yang fungsinya sebagai alat bantu manusia dalam rangka mempertahankan hidupnya adalah teknologi. Kaitannya dengan hasil cipta manusia dan sebagai alat bantu dalam mempertahankan kehidupan, maka teknologi sangat erat hubungannya dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Teknologi bersifat dinamis, artinya terus berkembang dan berubah dengan arah perubahan sesuai tingkat kebutuhan dan keselarasan penggunanya. Artinya, sangat mungkin salah satu teknologi lama tidak dibutuhkan lagi dan diganti dengan teknologi yang baru, atau teknologi yang lama perlu penyempurnaan dalam beberapa hal, namun bisa juga terjadi, teknologi lama masih terus dipakai mengingat relevansinya masih tinggi.
Sistem teknologi yang tampak pada masyarakat Sukahaji dapat dikatakan dalam keadaan campuran, yakni penggunaan teknologi lama yang dipadu dengan teknologi modern, bahkan dalam pada beberapa bidang pekerjaan terjadi proses transisi dari sistem teknologi tradisional ke sistem teknologi modern. Dalam penggunaannya, kedua sistem teknologi ini memilki nilai kepentingan yang hampir berimbang, baik pada teknologi untuk mata pencaharisn, peralatan rumah tangga, sarana transportasi maupun komunikasi.
Pada bidang pertanian, penggunaan tenaga manusia dengan alat-alat tradisionalnya dipadu dengan teknologi modern. Teknologi modern yang digunakan oleh masyarakat Sukahaji antara lain traktor, pupuk buatan, dan obat insektisida untuk memberantas hama tanaman, serta mesin heuller yang digunakan dalam proses pengolahan padi menjadi beras mengantikan alat penumbuk padi tradisional (lesung dan alu). Masyarakat Sukahaji lebih menyukai menggunakan mesin heuller, karena dinilai lebih cepat dan ekonomis.
Sistem teknologi dalam bidang pertanian yang berupa perlatan tradisional, meliputi pacul (cangkul), wuluku (bajak), arit (sabit), parang, garit, dan landak. Sedangkan peralatan dan bahan berteknologi modern antara lain adalah traktor, mesi heuler, dan pupuk buatan. Nama, bentuk, serta fungsi peralatan-peralatan tradisional dalam bidang pertanian relatif sama dengan daerah-daerah lainnya, terutama tatar Sunda, Jawa Barat.
Di Sukahaji, mengingat rata-rata bluas lahan sawah milik para petani realtif luas, maka pengplahannya banyak menggunakan teknologi traktor. Guna mempercepat proses pengolahan sawah, biasanya dilakukan oleh beberapa orang secara bergotongroyong atau diupakan kepada buruh tani yang lain.
2.2.3. Sistem Pendidikan
Dalam arti lus, pendidikan adalah hidup. Artinya, pendidikan adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan idividu. Dalam arti sempit, pendidikan dalam prakteknya identik dengan penyekolahan (schooling), yaitu pengajaran formal di bawah kondisi-kondisi yang terkontrol.
Sistem pendidikan di Kecamatan Sukahaji terbilang sudah cukup maju. Itu terlihat dari jumlah instansi pendidikan yang terdapat di Kecamatan Sukahaji tersebut.
• Taman Kanak-Kanak (TK) : 20
• Sekolah Dasar (SD) : 56
• Sekolah Menengah Pertama (SMP) : 3
• Madrsah Tsanawiah (MTS) : 2
• Sekolah Menengah Atas (SMA) : 2
Dengan demikian, Kecamatan Sukahaji mempunyai sistem pendidikan yang baik dan masyarakatnya sadar akan pentingnya suatu pendidikan bagi kesejahteraan hidup. Jika suatu masyarakat sudah sadar akan pentingnya suatu pendidikan maka hidupnya akan terjamin.
Adapun yang merupakan fungsi pendidikan, terutama pendidikan sekolah, seperti berikut:
1) Sosialisasi Nilai dan Norma
Di sekolah dalam mensosialisasikan nilai-budaya masyarakat kepada anak didik, maka diajar, dibimbing, dan diarahkan untuk mengikuti pola perilaku orang dewasa seperti cara-cara upacara keagamaan, drama, nyanyian, tarian, atau berperilaku sopan terhadap orang yang lebih tua.
2) Pelestarian Budaya Masyarakat
Melestarikan kebudayaan daerah akan lebih efektif apabila dilakukan oleh pendidikan sekolah, di samping mendapat dukungan dari pendidikan luar sekolah yang berupa kursus-kursus kebudayaan daerah melaui mata pelajaran yang diajarkan, berupa mata pelajaran tersendiri, muatan lokal yang diintegrasikan pada mata pelajaran yang relevan atau sebagai lokal kurikuler dari sekolah bersangkuta.
3) Reduksi Budaya
Pendidikan sekolah merupakan sarana untuk mengmebnagkan kebudayaan umat manusia, berupa ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil cipta, rasa, dan karsa.
2.2.4. Sistem Perekonomian
Sebagian besar mata pencaharian utama penduduk Sukahaji, Kabupaten Majalengka adalah sebagai petani. Pertanian sawah di Kecamatan Sukahaji terdapat hampir di setiap desa, khususnya yang berlokasi di daerah pedalaman berbatasan dengan hutan jati. Pada umumnya sistem mata pencaharian tani di Kecamatan Sukahajisama halnya dengan wilayah-wilayah lain di Jawa Barat. Penggarapan sawah menggunakan sistem maro, mertelu,dan merpat.
Dalam sistem maro, pemilik dan penggarap masing-masing mendapat setengah bagian dari hasil panen. Biaya pengolahan lahan seperti membalik tanah, menyediakan benih, dan memberi pupuk ditanggung oleh penggarap, sedangkan pajak (PBB) ditanggung oleh pemilik. Menjelang panen pemilik penggarap memberi tahu pemilik kapan akan dilakukan panen. Apabila pemilik tidak bisa menyaksikan proeses panen hingga menjual bhasil panen, maka diwakili kepada penggarap, pemilik tinggal menerima uanggnya. Penggarap sawah yang menggunakan sistem mertelu, pemilik mendapat bagian dua per tiga dan penggarap mendapat setengah bagian dari hasil panen.
Selain di bidang pertanian, Kecamatan Sukahaji mempunyai potensi agribisnis yaitu, kehutanan, perikanan, perkebunan, dan peternakan. Kecamatan Sukahaji mempunyai komoditi yang dapat dihasilkan dari berbagai bidang, diantaranya:
Albasia
Alpukat
Alpuket
Ambupu
Aren
Ayam Buras
Ayam Pedaging Campuran
Ayam Petelur
Babi
Bambu
Bawang Daun
Bawang Merah
Bawang Putih
Belimbing
Buncis
Cabe Besar
Cassiavera
Cengkeh
Domba
Duku / Langsat / Kokosan
Durian
Durian(kehutanan)
Gembas/emes
Gurame
Ikan (segala Jenis)
Itik
Jagung
Jahe
Jambu Air
Jambu Biji
Jambu Mete
Jati
Jeruk
Jeruk Besar
Jeruk Siam / Keprok
Kacang Hijau
Kacang Merah
Kacang Panjang
Kacang Tanah
Kambing
Kangkung
Kapok
Kapolaga
Kedelai
Kelapa Dalam
Kelapa Hibrida
Kelinci
Kemiri
Kenanga
Kentang
Kerbau
Ketimun
Kina
Kopi
Kubis
Kuda
Labu Siam
Lada
Lengkuas
Mahoni
Mangga
Mangga
Manggis
Manglid
Markisa / Konyal
Mas
Melinjo
Mujaer
Nangka
Nenas
Nila
Nilem
Padi Ladang
Padi Sawah
Paria/pare
Pepaya
Petai
Petsai / Sawi
Petsai / Sawi(pertanian)
Pisang
Rambutan
Rambutan(kehutanan)
Salak
Sapi Perah
Sapi Potong
Sawo
Sepat
Sirsak
Sukun
Suren
Tambak
Tawes
Tebu
Teh Adb
2.2.5. Bahasa
Bahasa merupakan simbol ataupun alat untuk melakukan komunikasi. Bahasa yang digunakan di Sukahaji ialah bahasa ibu (Sunda) yang relatif sama dengan daerah-daerah lainnya, terutama dengan tatar Sunda, Jawa Barat. Dalam bahasa Sunda terdapat tingkatan bahasa yang digunakan yang disebut dengan undak-unduk basa, dimana diatur bagaimana berbicara dengan orang lain sesuai dengan tingkatan usia, pranata, dan kekerabatnnya.
2.2.6. Kesenian
Seni merupakan kecakapan membuat menciptakan sesuatu yang indah, suatu karya uyang diciptakan dengan kemampuan yang luar biasa. Seperti halnya daerah tataran Sunda lainnya, di Kecamatan Sukahaji kesenian yang berkembang di sana ialah Kesenian Jaipongan yang sudah mendarah-daging dengan masyarakat Sunda. Di Kecamatan Sukahaji, terdapat Paguyuban Seni Jaipongan yang pengelolaannya sangat baik sehingga sampai sekarang masing berjalan.
Perlatan yang digunakan dalam kesenian Jaiopongan di Kecamatan Sukahaji, sama halnya dengan kesenian Jaipongan di daerah tataran Sunda lain seperti Kendang, Suling bambu, Rebab, Goong, Kecapi dan lainnya. Agar kesesnian Jaipongan ini tetap ada dan lestari, harus ada peran aktif dari masyarakat serta aparat di sana.
2.2.7. Sistem Religi
Sistem religi erat kaitannya dengan konsep-konsep sebagai berikut:
- Emosi keagamaan yang meerupakan sentimen masyarakat.
- Sistem kepercayaan ; Tuhan, Roh Suci, Dewa, makhluk halus, kitab suci.
- Upacara keagamaan
- Kelompok agama
Teori-teori tentang keberadaan religi pada kehidupan manusia
1. Dasar timbul religi adanya konsep hidup dan mati.
2. Peristiwa mimpi pada saat tidur.
Menurut Taylor, terdapat dua alam dalam religi
1. Soul, melekat pada saat hidup (jiwa).
2. Spirit, bagian lain dari manusia (roh)
Menutur Maret, religi berasal dari peristiwa yang luar biasa sehingga menjadi religi. Menurut E.Durkheim, religi itu berasal dari firman Tuhan.
Van Genep. Crisis Rites
Sebagian besar masyarakat Sukahaji merupakan pemeluk agama Islam yang kental. Sehingga di Kecamatan Sukahaji terdapat organisasi Islam yang berkembang di sana seperti Muhammadiyah dan PERSIS. Walaupun demikian, di bagian desa yang pedalaman masih adanya kepercayaan animisme yang percaya terhadap sosok Buyut Cikeusik yang selalu dipuja-puja. Masyarakat di Kecamatan Sukahaji, khususnya masyarakat Cikeusik menganggap Buyut Cikeusik bisa memenuhi segala permintaan dan permohonannya.
KESIMPULAN
Kehadiran Syekh yang berupaya menyebarkan ajaran Islam, ternyata mendapat perlawanan dari pangeran Sindang Entang (Sukawetan). Bukti pernah terjadi pertempuran, yaitu dengan adanya Sedekan di pinggir Sungan Cikeuruh, Mojok di sudut Desa Cikeusik, makam Cagedang bekas Masuk Bumi, dan Munjul (Desa Munjul sekarang), sehingga Pangeran Sindang Entang tidak kuat dan menyerah, yang akhirnya menyukai Syekh Haji Abdullah, bahkan Syekh dijadikan sebagai menantu Pangeran. Dari perasaan suka itulah Tanjung Melayu dinamakan Sukahaji. Tetapi, Pangeran merasa keberatan apabila ia diislamkan oleh Syekh , kecuali oleh Raja Cirebon, ia tidak ke Sukahaji tetapi ke Sukaraja sekarang, dan karena itulah tempat tersebut dikenal dengan nama Desa Sukaraja.
Kecamatan Sukahaji dipimpin oleh seorang camat yang merupakan utusan dari Kabupaten. Sistem teknologi yang tampak pada masyarakat Sukahaji dapat dikatakan dalam keadaan campuran, yakni penggunaan teknologi lama yang dipadu dengan teknologi modern, bahkan dalam pada beberapa bidang pekerjaan terjadi proses transisi dari sistem teknologi tradisional ke sistem teknologi modern.
Sistem pendidikan di Kecamatan Sukahaji terbilang sudah cukup maju. Itu terlihat dari jumlah instansi pendidikan yang terdapat di Kecamatan Sukahaji tersebut. Sebagian besar mata pencaharian utama penduduk Sukahaji, Kabupaten Majalengka adalah sebagai petani. Bahasa merupakan simbol ataupun alat untuk melakukan komunikasi. Bahasa yang digunakan di Sukahaji ialah bahasa ibu (Sunda) yang relatif sama dengan daerah-daerah lainnya, terutama dengan tatar Sunda, Jawa Barat. Seperti halnya daerah tataran Sunda lainnya, di Kecamatan Sukahaji kesenian yang berkembang di sana ialah Kesenian Jaipongan yang sudah mendarah-daging dengan masyarakat Sunda.
Sebagian besar masyarakat Sukahaji merupakan pemeluk agama Islam yang kental. Sehingga di Kecamatan Sukahaji terdapat organisasi Islam yang berkembang di sana seperti Muhammadiyah dan PERSIS.
DAFTAR PUSTAKA
• Sumber Buku
Nasiku. (1995). Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Koentjaraningrat. (2003). Pengantar Antropologi-Jilid I. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Panuju, Redi. (1994). Ilmu Budaya Dasar dan Kebudayaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Pasya, R. Gunawan Kamil. (2000). Integrasi Masyarakat Indonesia. Bandung: Buana Nusa.
Syaripudin, Tatang. (2006). Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinatro MKDP Landasan Pendidikan, FIP, UPI.
• Sumber Internet
http://222.124.159.131/cms-mjlk-0.5.0 rc3/index.php?mod=pag&act=listPagMap&do=0&ID=360010010090&cms_majalengka_0_6_0=9613d1697535a69dc457faadee42e9ed
http://222.124.159.131/cms-mjlk-0.5.0-rc3/index.php?mod=public&act=content&do=0&ct=2&cnt=186&cms_majalengka_0_6_0=bf876afdc7645855957762072273fd08
http://id.wikipedia.org/wiki/Sukahaji,_Majalengka
LAMPIRAN
Peta Wilayah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar